![]() |
| GABSI Batu Bara Dorong Pengembangan Bridge, Utus 4 Peserta Ikuti Penataran Dasar di Medan. |
Batu Bara – Untuk meningkatkan kualitas pemain serta mengembangkan olahraga bridge yang masih kurang populer di Kabupaten Batu Bara, Pengurus Kabupaten (Pengkab) Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Batu Bara mengutus 4 orang peserta untuk mengikuti kegiatan Penataran Bridge Dasar yang digelar oleh Pengurus Provinsi GABSI Sumatera Utara. Kegiatan yang berlangsung pada 17–20 Desember 2025 ini dilaksanakan di Wisma Atlet Medan dan Aula Kantor Dinas Pemuda dan Olah Raga (DISPORA) Sumatera Utara.
Ketua Pengkab GABSI Batu Bara, Danil Fahmi, SH yang akrab dipanggil Bang Deep, mengatakan keikutsertaan peserta penataran merupakan komitmen pihaknya untuk menguatkan serta menumbuhkan pengembangan organisasi bridge di kabupatennya. Keterangan ini disampaikannya pada Jumat (19/12/2025) di Kantor Pengkab GABSI Batu Bara yang terletak di Dusun Kelembis, Km 108, Jalinsum Desa Sukaraja, Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.
“Dalam rangka penguatan dan pengembangan organisasi, GABSI Batu Bara telah mengirimkan 4 orang peserta untuk mengikuti penataran bridge tingkat dasar yang diadakan oleh Pengprov GABSI Sumatera Utara,” ungkap Bang Deep.
Lebih lanjut, Bang Deep menjelaskan diutusnya para peserta penataran tersebut berdasarkan surat undangan yang telah diterima beberapa hari sebelumnya. Keikutsertaan utusan dari Pengkab Batu Bara juga merupakan tindak lanjut dari arahan Ketua GABSI Sumatera Utara, Novan Efendy Siregar, terkait penguatan dan pengembangan organisasi bridge di daerah. Hal serupa juga dilakukan oleh GABSI Padang Lawas Utara yang mengirimkan kader muda untuk mengikuti penataran yang sama, menunjukkan keseragaman upaya pengembangan bridge di Sumatera Utara.
“Keikutsertaan utusan penataran dari Pengkab Batu Bara merupakan tindak lanjut dari surat undangan Pengprov GABSI sekaligus arahan Ketua GABSI Sumatera Utara, Novan Efendy Siregar, terkait penguatan dan pengembangan organisasi bridge di daerah,” ujarnya.
Bang Deep mengutarakan, penataran bridge yang sedang dikuti ini diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi kabupaten/kota di Sumatera Utara, termasuk Kabupaten Batu Bara, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di cabang olahraga tersebut. Ia juga menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada Pengprov Sumut atas terselenggaranya kegiatan penataran yang dianggap bermanfaat bagi perkembangan bridge di daerah.
“Dengan adanya pelatihan ini nantinya diharapkan para peserta pelatihan dapat menyalurkan kembali ilmu yang telah didapat selama pelatihan kepada para pemain bridge pemula yang berasal dari klub maupun masyarakat umum karena untuk dikabupaten Batu Bara permainan bridge ini belum terlalu populer seperti permainan kartu trup atau song,” ungkapnya.
Menurut Bang Deep, peserta penataran diharapkan tidak hanya menambah pengetahuan teknis permainan bridge, tetapi juga dapat memperkaya wawasan organisasi yang nantinya bisa diaplikasikan dalam pembinaan atlet dan pengembangan GABSI di Kabupaten Batu Bara. “Para peserta penataran diharapkan dapat membawa ilmu setelah selesai mengikuti penataran dan ilmu yang diperoleh akan sangat bermanfaat bagi perkembangan cabang olahraga bridge di Batu Bara,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bang Deep menepis isu yang mengatakan bahwa bridge itu permainan judi. Ia menjelaskan meski media olahraga bridge memakai kartu remi, namun bridge bukan judi melainkan olahraga otak yang membutuhkan pemikiran strategis dan kalkulasi matematis.
“Bridge itu media permainannya memang kartu remi, sehingga banyak orang berpikir melihat bridge seperti main judi padahal tidak. Di dalam permainan bridge itu justru penuh dengan menghitung atau mengkalkulasikan matematika besaran angka pada nilai kartu,” tuturnya.
Bang Deep menjelaskan lebih lanjut, olahraga bridge adalah permainan kartu yang membutuhkan pemikiran karena bermainnya butuh strategi yang menggunakan kalkulasi. “Kalau bisa dibilang olahraga otak, di situ diajarkan berhitung, probability, persentase dan harus menentukan keputusan yang tepat. Kalau sudah di tingkat advance bisa merambah ke psikologi,” jelasnya.
Untuk cara bermain bridge, Bang Deep menerangkan bahwa permainan dilakukan oleh empat orang yang duduk berhadapan dengan teman pasangannya (Utara-Selatan dan Timur-Barat). Total kartu yang digunakan adalah 52 buah, yang dibagikan secara merata sehingga setiap pemain mendapat 13 kartu. “Untuk simbol waru kami menyebutnya speed, simbol hati disebut heart, simbol wajik itu diamond, dan simbol kriting itu disebut club. Jadi ada 4 gambar, satu gambar 13, totalnya 52 kartu. Kalau dikocok secara rata itu kurang lebih yang bermain empat orang, setiap pemain mendapat 13 kartu yang acak,” terang Bang Deep.
Permainan dimulai dengan setiap pemain mengeluarkan kartu satu per satu, sehingga rondenya ada 13 putaran. “Satu putaran besar-besaran angka kartunya, misalnya ada 4 pemain, yang A mengeluarkan 2 kriting, B 3 kriting, C 4 kriting, berarti angka 5 kriting itu menang. Kemudian yang menang melanjutkan permainan dengan mengeluarkan kartunya lebih dahulu,” sambungnya.
Bang Deep juga menyampaikan, cara menjadi atlet bridge tergantung dari talenta saat bermain dan intensitas latihan. Namun, ia menekankan pentingnya kekompakan dengan partner dalam permainan. “Cuma dalam permainan kita tidak boleh merasa lebih baik dari pemain lain, harus ada kekompakan dengan partner,” tutupnya.
Sebagai informasi, bridge atau contract bridge adalah cabang olahraga bermain kartu yang diatur oleh World Bridge Federation (WBF) secara internasional dan GABSI di Indonesia. Olahraga ini pertama kali masuk ke Indonesia pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1880-an, dan GABSI sendiri berdiri sejak tahun 1953 serta bergabung dengan WBF pada tahun 1960. Hari Bridge Nasional diperingati setiap tanggal 12 November sebagai tanda penghargaan terhadap perkembangan olahraga ini di negeri ini.
(Khang's)

