![]() |
DPD IPK Batu Bara Era Jhonatal Pangaribuan: Janji Solidaritas, Tantangan Realitas, dan Asa Pembangunan yang Lebih Inklusif. |
Batubara- Sabtu, 20 September 2025 - 12:55:38 WIB) - Batu Bara - Di tengah semarak pelantikan yang digelar di Waterpark Singapore Land, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara, Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pemuda Karya (DPD IPK) Kabupaten Batu Bara resmi memulai lembaran baru di bawah kepemimpinan Jhonatal Pangaribuan, SE. Namun, di balik janji solidaritas dan semangat pembangunan yang digaungkan, tersimpan sejumlah tantangan dan harapan yang perlu diurai secara kritis.
Momentum Pelantikan: Lebih dari Sekadar Seremoni?
Pelantikan Jhonatal Pangaribuan sebagai Ketua DPD IPK Batu Bara, didampingi Marlin Juni Marbun, S.Pd sebagai Sekretaris dan Hazlina Rindayu sebagai Bendahara, memang menjadi momentum penting bagi organisasi kepemudaan ini. Kehadiran Ketua DPD IPK Sumatera Utara, Bastian Panggabean, S.Si, Apt, beserta jajaran pengurus provinsi, menunjukkan dukungan penuh terhadap kepengurusan baru. Tema "Solidaritas Pemuda Karya Menguatkan Pembangunan Batu Bara Menuju Masyarakat Bahagia" seolah menjadi mantra yang diulang-ulang, membangkitkan optimisme di kalangan kader dan simpatisan.
Namun, pertanyaan mendasar yang muncul adalah: apakah pelantikan ini hanya sekadar seremoni, atau benar-benar menjadi titik awal bagi perubahan yang signifikan? Sejarah mencatat, banyak organisasi kepemudaan yang hanya aktif saat pelantikan, namun kemudian tenggelam dalam rutinitas dan kepentingan pribadi.
Janji Solidaritas: Mampukah Mengatasi Perpecahan Internal?
Solidaritas menjadi kata kunci yang terus digaungkan dalam setiap orasi dan sambutan. Bastian Panggabean bahkan menyebut IPK sebagai "rumah besar bagi pemuda yang ingin berkarya". Namun, realitas di lapangan seringkali tidak seindah retorika. Perpecahan internal, persaingan antar kader, dan kepentingan politik praktis kerap menjadi batu sandungan bagi organisasi kepemudaan.
Jhonatal Pangaribuan memiliki tugas berat untuk merajut kembali solidaritas yang mungkin sempat terkoyak, merangkul semua kader tanpa memandang latar belakang, dan menciptakan iklim organisasi yang inklusif dan demokratis.
Tantangan Realitas: Mampukah IPK Berkontribusi Nyata bagi Pembangunan Daerah?
Janji untuk "mendekatkan IPK kepada masyarakat" dan "menjadikan IPK sebagai wadah pembinaan generasi muda" terdengar sangat ideal. Namun, mewujudkannya membutuhkan kerja keras, komitmen, dan strategi yang tepat. IPK harus mampu menjawab tantangan-tantangan riil yang dihadapi masyarakat Batu Bara, seperti pengangguran, kemiskinan, pendidikan yang belum merata, dan kerusakan lingkungan.
IPK dapat berperan aktif dalam memberikan pelatihan keterampilan, pendampingan UMKM, penyuluhan hukum, dan advokasi kebijakan publik. Namun, semua itu membutuhkan sumber daya yang besar, jaringan yang luas, dan kepemimpinan yang visioner.
Asa Pembangunan yang Lebih Inklusif: Mampukah IPK Menjadi Jembatan Aspirasi Generasi Muda?
Salah satu misi strategis pelantikan ini adalah "menjadi wadah aspirasi generasi muda". Namun, mewujudkan misi ini membutuhkan keberanian untuk mendengarkan suara-suara kritis, mengakomodasi perbedaan pendapat, dan memperjuangkan kepentingan generasi muda secara konsisten. IPK harus mampu menjadi jembatan antara generasi muda dan pemerintah daerah, menyuarakan aspirasi mereka, dan mengawal kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kepentingan mereka.
Namun, IPK juga harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam politik praktis dan menjadi alat kepentingan kelompok tertentu. IPK harus tetap independen, kritis, dan berani menyuarakan kebenaran, meskipun pahit.
Kesimpulan: DPD IPK Batu Bara di Persimpangan Jalan
Pelantikan Jhonatal Pangaribuan sebagai Ketua DPD IPK Batu Bara menandai babak baru bagi organisasi ini. Namun, kesuksesan IPK di masa depan tidak hanya ditentukan oleh seremoni dan janji-janji manis, tetapi juga oleh kemampuan untuk mengatasi perpecahan internal, berkontribusi nyata bagi pembangunan daerah, dan menjadi jembatan aspirasi generasi muda. DPD IPK Batu Bara kini berada di persimpangan jalan. Apakah akan memilih jalan yang penuh tantangan dan pengabdian, atau jalan yang penuh kemudahan dan kepentingan pribadi? Waktu yang akan menjawab.
(Khang's)