BADAR.CO.ID

Suntikan Dana Rp 200 Triliun Pemerintah Genjot Penyaluran Kredit Himbara, Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Melesat

Badar.co.id
Foto: Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Febrio Nathan Kacaribu.

JAKARTA – Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menunjukkan kinerja agresif dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif, menyusul penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun. Langkah ini merupakan kelanjutan dari inisiatif pemerintah untuk mendorong laju pertumbuhan kredit nasional yang diharapkan berdampak signifikan pada perekonomian.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, mengungkapkan bahwa masing-masing bank Himbara telah melaporkan realisasi penyaluran dana tersebut per 9 Oktober 2025. Febrio menyoroti perubahan sikap perbankan yang semula ragu-ragu kini justru proaktif dan bahkan meminta tambahan dana.

"Yang jelas waktu pertama ide Rp 200 triliun itu keluar, teman-teman ingat enggak respons perbankannya? Kami jangan dipaksa, ragu ternyata. Setelah dikasih jalan tuh, sekarang malah minta tambah," kata Febrio di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025), menggambarkan antusiasme yang tumbuh di kalangan perbankan setelah melihat dampak positif dari program ini.

Realisasi Penyaluran Dana di Setiap Bank

Data per 9 Oktober 2025 menunjukkan variasi tingkat realisasi penyaluran dana di antara bank-bank Himbara:

1. Bank Mandiri: Menjadi yang tercepat dengan realisasi sebesar 74% dari jatah yang diterima sebesar Rp 55 triliun.

2. Bank Rakyat Indonesia (BRI): Menyusul di posisi kedua dengan realisasi 62% dari alokasi Rp 55 triliun.

3. Bank Negara Indonesia (BNI): Berhasil menyalurkan 50% dari jatah Rp 55 triliun.

4. Bank Syariah Indonesia (BSI): Menunjukkan kinerja yang baik dengan realisasi 55% dari jatah Rp 10 triliun.

5. Bank Tabungan Negara (BTN): Masih dalam proses akselerasi dengan realisasi pemanfaatan dana pemerintah sebesar 19% dari alokasi Rp 25 triliun.

Sektor Produktif Jadi Prioritas

Febrio menjelaskan bahwa mayoritas sektor usaha yang menerima pembiayaan dari dana pemerintah ini adalah sektor-sektor kunci yang memiliki multiplikasi ekonomi tinggi. "Sektor perumahan, sektor konstruksi, hingga sektor pertanian," sebut Febrio, menggarisbawahi fokus pada area yang vital bagi pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Positif Terhadap Pertumbuhan Kredit dan PDB

Penyaluran dana ini diharapkan memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan kredit nasional. Febrio memproyeksikan adanya peningkatan yang substansial. "Sehingga ini dampaknya bagi pertumbuhan kredit kita harapkan kalau di Agustus itu pertumbuhan kreditnya masih sekitar 7%, nah ini kita berharap di akhir tahun ini bisa menuju ke 10%," tegasnya.

Peningkatan pertumbuhan kredit ini tidak hanya akan terlihat pada kredit modal kerja, tetapi juga pada kredit konsumsi dan kredit investasi. "Sehingga itu akan cukup real nanti di kredit modal kerja, kredit konsumsi, kredit investasi, dan sebagian akan langsung berdampak pada performance dari PDB kita," pungkas Febrio, optimis bahwa strategi ini akan menjadi katalisator bagi pemulihan dan penguatan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Dengan percepatan penyaluran kredit ini, pemerintah dan Himbara berharap dapat menciptakan iklim ekonomi yang lebih dinamis, mendorong aktivitas bisnis, menciptakan lapangan kerja, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

(Red)

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama