Batu Bara - Program pelestarian mangrove di Pantai Sejarah, Kabupaten Batu Bara, menjadi sorotan setelah kritikan dari pemerhati lingkungan dan pengamat hukum, Danil Fahmi, S.H. Isu ini menggarisbawahi pentingnya data yang akurat dan keterlibatan aktif dari dinas terkait dalam pengelolaan lingkungan.
Danil Fahmi, S.H., menyatakan, "Menurut hemat saya, yang dikatakan pelestarian mangrove di Pantai Sejarah itu tidak seperti yang dipuja dan puji oleh khalayak." Ia mempertanyakan efektivitas program pelestarian, mengingat minimnya peningkatan luas hutan mangrove yang terlihat, meskipun sering diadakan acara penanaman.
Salah satu poin krusial yang diangkat adalah kurangnya transparansi informasi dari pengelola Pantai Sejarah mengenai program rehabilitasi dan pelestarian mangrove. "Pihak pengelola Pantai Sejarah pun tidak pernah me-release dengan baik program rehabilitasi dan pelestarian mangrove yang dijalankan oleh komunitas mereka. Yang ada hanya release ceremonial belaka," ujarnya.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dan objektif, data dari dinas terkait di Kabupaten Batu Bara menjadi sangat penting. Data tersebut meliputi:
- Data Luas Hutan Mangrove: Data luas hutan mangrove yang akurat dari tahun ke tahun, yang dapat menunjukkan perubahan signifikan setelah adanya program pelestarian.
- Laporan Realisasi Program: Laporan detail mengenai program-program pelestarian yang telah dijalankan, termasuk anggaran yang digunakan, target yang ditetapkan, dan hasil yang dicapai.
- Hasil Monitoring dan Evaluasi: Hasil monitoring dan evaluasi terhadap kondisi hutan mangrove, termasuk tingkat pertumbuhan, kesehatan ekosistem, dan dampak terhadap lingkungan sekitar.
Secara Terpisah Aktivis Lingkungan Hidup Khang Akhyar selaku Ketua Garuda Hijau Indonesia (GarHi) Kabupaten Batubara, menekankan pentingnya data yang akurat dalam pengelolaan lingkungan. "Data yang akurat adalah dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat. Tanpa data yang valid, sulit untuk mengevaluasi efektivitas suatu program dan membuat perbaikan yang diperlukan," ujarnya. Saat memberikan keterangan kepada awak media badar.co.id, Pada Kamis, 11 September 2025.
Selain data, keterlibatan aktif dari dinas terkait juga sangat diperlukan. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batu Bara, misalnya, dapat berperan dalam memberikan pengawasan, pembinaan, dan dukungan teknis kepada pengelola Pantai Sejarah.
Hingga saat ini, pihak pengelola Pantai Sejarah belum memberikan tanggapan resmi terkait kritikan ini. Media akan terus berupaya mendapatkan klarifikasi dan data yang relevan dari pihak terkait, termasuk dinas terkait di Kabupaten Batu Bara.
Isu ini menyoroti perlunya sinergi antara berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan. Transparansi informasi, data yang akurat, dan keterlibatan aktif dari dinas terkait adalah kunci untuk mencapai pelestarian mangrove yang berkelanjutan di Pantai Sejarah.
(Red)
