Budi Arie menyebutkan bahwa Koperasi Merah Putih dipercaya dapat memutus rantai kemiskinan ekstrem di desa karena peran culas yang dimainkan oleh tengkulak, rentenir, dan pinjol ilegal diputus mata rantainya oleh Koperasi. Koperasi tersebut melakukan konsolidasi melalui tujuh unit gerainya untuk memenuhi semua kebutuhan dasar dari masyarakat desa dengan harga barang dan jasa yang jauh lebih murah.
Dalam mewujudkan visi besar tersebut, Budi Arie berpesan agar nantinya koperasi dapat dikelola secara profesional dengan prinsip kekeluargaan serta gotong royong. Hal inilah yang menjadi titik krusial bagi koperasi agar keberadaannya benar-benar dapat menjadi instrumen bagi kemakmuran masyarakat desa.
Budi Arie meyakini sinergi yang terjalin antara Kemenkop dan Pemerintah Provinsi Sumut akan menjadi jembatan utama bagi kemudahan pembentukan Koperasi Merah Putih. Ditargetkan, unit Koperasi Merah Putih mulai terbentuk Juni 2025.
Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengatakan komitmennya untuk mendukung program pembentukan Koperasi Merah Putih. Setelah terbentuk, nantinya pihaknya bakal melihat mekanisme menjalankan koperasi.
Bobby meyakini Koperasi Merah Putih akan menjadi pusat perputaran ekonomi di desa sehingga akan menumbuhkan simpul-simpul ekonomi baru yang dapat memajukan kemandirian desa. Dengan begitu, permasalahan kemiskinan di desa diharapkan bisa teratasi secara bertahap melalui Koperasi Merah Putih.
Dengan target 6.110 unit Koperasi Merah Putih di Sumatera Utara, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa. Sinergi antara Kemenkop dan Pemprov Sumut akan menjadi kunci keberhasilan program ini.
