BADAR.CO.ID

Malam Satu Suro: Malam Sakral dalam Budaya Jawa

Badar.co.id

Malam Satu Suro: Malam Sakral dalam Budaya Jawa.

Badar.co.id

Malam Satu Suro merupakan malam yang sarat makna dalam budaya Jawa, menandai pergantian tahun baru Jawa dan bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah. Pada tahun 2025, perayaan ini jatuh pada Kamis malam, 26 Juni, setelah Maghrib. Masyarakat Jawa merayakannya dengan berbagai ritual dan tradisi yang kaya akan nilai spiritual dan budaya.

Tradisi dan Ritual

Masyarakat Jawa melakukan berbagai ritual untuk memperingati Malam Satu Suro, mencerminkan kepercayaan dan tradisi yang beragam di setiap daerah. Beberapa tradisi yang dilakukan pada malam ini mencakup Kirab Pusaka Keraton, Tirakatan, Tapa Bisu, Kungkum, Pencucian Pusaka, Puasa Sunah, Barian, dan Menyantuni Anak Yatim.

Makna dan Kepercayaan

Malam Satu Suro memiliki makna yang beragam, tergantung pada kepercayaan individu dan daerah. Secara umum, malam ini dianggap sebagai waktu untuk introspeksi spiritual dan permohonan keselamatan. Beberapa masyarakat Jawa meyakini bahwa malam ini adalah waktu yang penuh bahaya, sehingga banyak yang melakukan ritual untuk menjaga diri.

Mitos dan Kepercayaan Seputar Malam Satu Suro

Terdapat berbagai mitos dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat terkait Malam Satu Suro. Salah satu kepercayaan yang umum adalah larangan keluar rumah, yang diyakini dapat mengundang bahaya. Banyak yang percaya bahwa malam ini adalah waktu di mana roh-roh berkeliaran, sehingga keluar rumah dianggap berisiko.

Asal Usul dan Sejarah

Asal-usul Malam Satu Suro dapat ditelusuri ke masa pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-17. Sultan Agung berupaya menyatukan masyarakat Jawa yang terpecah antara kaum Abangan dan Putihan. Kalender Jawa yang menggabungkan unsur Islam dan budaya lokal pun diperkenalkan untuk merayakan malam sakral ini.

Refleksi Diri dan Penghormatan kepada Leluhur

Malam Satu Suro adalah waktu yang sangat baik untuk melakukan refleksi diri dan berdoa kepada Tuhan. Masyarakat juga melakukan ziarah ke makam keramat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Dengan demikian, Malam Satu Suro menjadi momen penting bagi masyarakat Jawa untuk mempererat hubungan dengan Tuhan dan leluhur mereka [1].

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama